Senin, 09 Januari 2012

KEPEMIMPINAN





          Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah percapaian tujuan

      Tipe-Tipe Kepemimpinan:
     1.    Tipe Otokratis
     Ciri-cirinya anatara lain:
a.     Mengandalkan kepada kekuatan / kekuasaan
b.    Menganggap dirinya paling berkuasa
c.     Keras dalam mempertahankan prinsip
d.    Jaug dari bawahan
e.     Perintah diberikan secara paksa
2. Tipe Laissez Faire
    Ciri-cirinya antara lain:
a.     Memberi kebebasan kepada bawahan
b.    Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
c.     Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan
d.    Tidak mempunyai wibawa
e.     Tidak ada koordinasi yang baik
    3.   Tipe Parternalistik
    Ciricirinya antara laing Lain;
a.     Pemimpin bertindak sebagai bapak
b.    Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa
c.     Selalu memberi p[erlindungan
d.    Keputusan ditanan kepemimpinan
    4.   Tipe Militerlistik
    Ciri-cirinya antara lain:
a.     Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
b.    Menggunakan sistem komanda/perintah
c.     Segala sesuatu bersifa formal
d.    Displin yang tinggi,kadang bersifat kaku.                                                
   5. Tipe Demokratis
Ciri-cirinya antara lain:
a.     Berpartisifasi aktif dalam kegiatan organisasi
b.    Bersifat terbuka
c.     Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran dan ide-ide terbaru
d.    Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat
e.     Menghargai potensi individu.
     6.  Tipe Open Leadership
    Tipe hampir sama dengan demokratis.Perbedaannya terletak dalam hal          pengambilan keputusan.Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.


 TEORI KEPEMIMPINAN

Teori kepemimpinan awal berfokus pada kualitas apa yang membedakan antara pemimpin dan pengikut, sementara teori-teori berikutnya memandang variabel lain seperti faktor-faktor situasional dan tingkat keterampilan.: Sementara banyak teori kepemimpinan yang berbeda telah muncul, paling dapat diklasifikasikan sebagai salah satu dari delapan jenis utama:
     1.  "Great Man" Teori:
Teori-teori orang besar menganggap bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk melekat - bahwa pemimpin yang hebat dilahirkan, bukan dibuat. Teori-teori ini sering menggambarkan pemimpin besar seperti heroik, mitis dan ditakdirkan untuk naik ke kepemimpinan bila diperlukan. Para "Manusia Agung" adalah istilah yang digunakan karena, pada waktu itu, kepemimpinan dianggap terutama sebagai kualitas laki-laki, terutama dalam hal kepemimpinan militer. Pelajari lebih lanjut tentang teori kepemimpinan orang besar .
2. Teori Ciri:
Mirip dalam beberapa cara untuk "Great Man" teori, teori sifat berasumsi bahwa orang mewarisi sifat tertentu dan sifat-sifat yang membuat mereka lebih cocok untuk kepemimpinan. Teori Trait sering mengidentifikasi kepribadian tertentu atau karakteristik perilaku bersama oleh para pemimpin. Jika sifat tertentu adalah fitur kunci dari kepemimpinan, maka bagaimana kita menjelaskan orang-orang yang memiliki sifat-sifat tetapi bukan pemimpin?
3.  Teori Kontingensi:
Teori kontingensi fokus kepemimpinan pada variabel tertentu yang berkaitan dengan lingkungan yang mungkin menentukan gaya kepemimpinan tertentu yang paling cocok untuk situasi ini. Menurut teori ini, tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik dalam segala situasi. Sukses tergantung pada sejumlah variabel, termasuk gaya kepemimpinan, kualitas dari para pengikut dan aspek situasi.


4. Teori Situasional:

Teori Situasional mengusulkan bahwa pemimpin memilih tindakan yang terbaik berdasarkan variabel situasional. Gaya kepemimpinan yang berbeda mungkin lebih sesuai untuk jenis tertentu dari pengambilan keputusan.
5. Teori Perilaku:
Teori perilaku kepemimpinan didasarkan pada keyakinan bahwa pemimpin besar yang dibuat, bukan dilahirkan. Berakar pada behaviorisme , teori kepemimpinan berfokus pada tindakan para pemimpin tidak pada kualitas mental atau negara internal. Menurut teori ini, orang bisa belajar untuk menjadi pemimpin melalui pengajaran dan observasi.
6. Teori Partisipatif:
Teori kepemimpinan partisipatif menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang ideal adalah salah satu yang mengambil masukan dari orang lain ke rekening. Para pemimpin mendorong partisipasi dan kontribusi dari anggota kelompok dan membantu anggota kelompok merasa lebih relevan dan berkomitmen untuk proses pengambilan keputusan. Dalam teori partisipatif, bagaimanapun, pemimpin berhak untuk memungkinkan masukan dari orang lain.
7. Teori manajemen:
Teori manajemen, juga dikenal sebagai teori transaksional , fokus pada peran pengawasan kinerja, organisasi dan kelompok. Ini dasar teori kepemimpinan pada sistem penghargaan dan hukuman. Teori-teori manajerial yang sering digunakan dalam bisnis, ketika karyawan yang sukses, mereka dihargai, ketika mereka gagal, mereka ditegur atau dihukum. Pelajari lebih lanjut tentang teori kepemimpinan transaksional .


8. Hubungan Teori:
Hubungan teori, juga dikenal sebagai teori transformasi, fokus pada hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan pengikut. Transformasional pemimpin memotivasi dan menginspirasi orang dengan membantu anggota kelompok melihat pentingnya dan lebih tinggi baik dari tugasPara pemimpin ini difokuskan pada kinerja anggota kelompok, tetapi juga ingin setiap orang untuk memenuhi potensi-nya. Pemimpin dengan gaya ini sering memiliki standar etika dan moral yang tinggi. 

sumber: 
  1. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http:  //psychology.about.com/od/leadership/p/leadtheories.htm
  2. http://www.google.co.id/imgres?q=KEPEMIMPINAN&um=1&hl=id&client=firefox-a&sa=G&rls=org.mozilla:en-US:official&biw=1280&bih=834&tbm=isch&tbnid=otRzVNoYveK3eM:&imgrefurl=http://harimgh.wordpress.com/2010/11/29/kepemimpinan-profetik-dan-hukum-perubahan/&docid=7g9bdlPkx1QgyM&imgurl=http://harimgh.files.wordpress.com/2010/11/kepemimpinan-profetik-dan-hukum-perubahan.jpg&w=800&h=600&ei=900OT4bXHsLRrQfF8u2DAg&zoom=1&iact=hc&vpx=980&vpy=475&dur=120&hovh=194&hovw=259&tx=126&ty=94&sig=110007990031137846548&page=1&tbnh=145&tbnw=193&start=0&ndsp=23&ved=1t:429,r:16,s:0

Sabtu, 07 Januari 2012

Beberapa topik kasus & penyelesaiannya



Kasus 1 : Hartoyo sebagai manager
                Drs.Hartoyo btelah menjadi manager tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara.Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan.Beberapa dari karayawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.
                Pada jam istirahat makan siang, hartoyo bertanya pada Drs.Abdul Halim,ak,manager departemen keuangan,apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi .Abdul Halim menjawab bahwa dia telah mendengar secara informal melalui komunikasi “grapevine”,bahwa para karyawan Hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri  olehnya.Dia(Hartoyo) menyatakan  ‘dalam tentara,saya ,membuat semua keputusan untuk bagian saya,dan semua bawahan mengahrapkan saya untuk berbuat seperti itu”.

Pertanyaan kasus:
1.       Gaya kepimpinan macam apa yang digunakan oleh Hartoyo?bagaimana keuntungan dan kelemahannya?bandingkan motivasi bawahan Hartoyo sekrang dan dulu sewaktu di tentara.
2.       Konsekuensinya apa,bila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya?Apa saran saudara bagi perusahaan,untuk merubah keadaan?
Penyelesaian dari pertanyaan
1.       Gaya kepemimpinan Drs.Hartoyo adalah gaya kepemimpinan otakratis.
Untuk keuntungan pada gaya kepemimpinan tersebut hanya berlaku apabila seseorang memegang jabatan paling tinggi pada suatu perusahaan besar karena dapat mengandalkan kekuatan perusahaan tersebut sehingga mendapatkan kekuasaan mutlak dan juga keras dalam mempertahankan prinsip ini berguna dalam mempertahankan prinsip suatu departemen yang dia pimpin.
Untuk kelemahanan pada gaya kepemimpinan otokratis adalah pemimpin menggangap dia paling berkuasa,segala sesuatunya terpaksa contohnya dalam memberi perintah kepada bawahan,dan yang paling penting adalah jauh dari bawahannya.
Motivasi dahulu Drs.Hartoyo yang menjadi pemimpin tentara adalah menghalalkan segala jenis kepimpinan untuk mencapai kemenangan terhadap musuh ,walaupun dengan mengorbankan bawahan.
Motivasi sekarang Drs.Hartoyo sebagai manajer tingkat menegah suatu departemen produksi perusahaan adalah mengembangkan produksi suatu perusahan dan meningkatkan penjualan produksi tanpa mementingkan hal yang bersifat personal karena dalam suatu departemen pimpinan dibantu oleh bawahan yang lebih kurangnya memberi andil yang cukup untuk memajukan produksi suatu perusahaan.
2.       Konsekuensinya dari gaya kepemimpinan tersebut adalalah apabila memimpin suatu departemen akan mengakibatkan penurunan kinerja departemen itu sendiri ,ini dikarenakan oleh pemimpin lebih mementingkan dirinya sendiri tanpa ada demokrasi dalam pengambilan keputusan yang penting untuk departemen dia,kekuasaan sering disalah artikan oleh pimpinan sebagai kekuasaan mutlak,sehingga perintah-perintah yang diberikan mutlak harus dikerjakan walaupun tidak sesuai dengan progres departemen.Sehingga ada suatu jurang pemisah antara pemimpin dan bawahan.
Saran untuk kepemimpinan tersebut adalah,pemimpin harus lebih bersosialisasi dengan bawahan tanpa ada paksaan atas semua perintah-perintah.Demokrasi harus  ditegakkan dalam suatu departemen karena demokrasi merupakan hal yang penting untuk pencegahan otoritas mutlak seorang pemimpin,sebagai pimpinan yang baik dapat menerima usul bawahan karena terkadang bawahan mempunyai ide-ide yang bisa membuat kinerja departemen meningkat.Dan yang paling penting adalah jangan mengganggap diri sendiri yang  paling berkuasa,karena dalam kekuasaan tersebut terjadi apabila ada orang-orang bawahan.

Kasus 5 : “kehilangan kursi”
                Sebuah organisasi manufacturing yang mempunyai karyawan sekitar 270 orang memperkerjakan seorang manjer produk baru dengan maksud untuk mengurangi biaya-biaya produksi,meningkatkan kualitas produk,dan memperbaiki produktivitas karyawan.Pekerjaan adalah melelahkan dan kondisi-kondisipekerjaan sangat tidak menyenangkan.Ini terutama disebabkan oleh panas dan debu yang ditimbulkan olej proses produksi.Hari kerja dibagi menjadi 3 shift.dimana lama waktu setiap shift adalah 8 jam,tanpa waktu makan yang ditetapkan secara eksplisit.Para karyawan biasanya membeli minuman dan makanan dari warung-warung disekitar pabrik dan minum datau makan sambil bekerja.Teknisi keamanan pabrik mengemukkan bahwa gang-gang yang digunakan untuk lalu lintas truk-truk pengangkut barang sering terhambat atau terganggu oleh lalu lalang para karyawan yang memerlukan dan membeli minuman dan makanan.Manajer baru mangambil keputusan untuk membangun sebuah cafetaria untuk mengurangi bahaya keamanan ini dan untuk memberikan kepada karyawan suatu tempat makan jauh dari proses produksi yang tidak menyenangkan.
                Setelah bangunan diselesaikan,para karyawan mulai di cafetaria seperti yang diharapkan. Bagaimanapun juga,meninggalkan lokasi pekerjaan menunjukkan secara implisit adanya periode istirahat untuk makan bagi para karyawan .Waktu  yang dihabiskan para karyawan untuk keperluan tersebut tentunya naik secara menyolok dan sewbagai akibatnya terjadi penurunan produktivitas. Manajer pabrik kemudian memutuskan bahwa untuk menghinadri para karyawan mondar-mandir ke cafetaria,dia akan memindahkan kursi-kursi.Para karyawan marah karena “kenyamanan” yang selama ini di rasa telah diambil.Konsultasi pengembangan organisasi(organization development),setelah diperkenalkan,memperoleh informassi dari serangkaian wawancara bahwa para karyawan tidak pernah menginginkan cafetaria,mereka sesungguhnya mengingkan lokasi yang lebih aman dari truk-truk pengANGKUT BARANG.
Pertanyaan :
Apa kesalahan-kesalahan pokok yang dibuat manajemen dalam proses perubahan tersebut?jelaskan!

Penyelesaian :
1.       Hanya terdapat 1 manajer pabrik yang mengurusi 270 orang ,
Dalam kasus organisasi yang mengangkat seorang manajer pabrik untuk 270 orang karyawan di karenakan penekanan biaya produksi dll,ini merupakan kesalahan pokok karena kinerja terbaik seseorang terbatas akan kekuatan fisik dirinya,dengan penurunan ini dia tidak cukup mampu menghandel 270 orang sekaligus dalam satu waktu.
2.       Lokasi yang kurang strategis
Dalam kasus diatas di jelaskan karyawan harus bolak balik untuk membeli kebutuhan mereka,jadi akan membuat pekerjaan tertunda sementara waktu.
3.       Waktu istirahat
Karyawan bekerja dalam 8 jam dalam 1 shift sehingga jeda istirahat itu tidak mungkin terjadi sehingga karyawan terlalu dipaksa untuk bekerja keras ,waktu ini berkaitan dengan lokasi yang kurang strategis.
4.       Kesalahartian keadaan
Maksudnya adalah manajer beranggap pembangunan cafetaria akan mempermudah karyawan,namun terkadang mereka merasa kenyaman sering terganggu,dan karyawan hanya membutuhkan lokasi untuk truk-truk yang mengganggu keamanan para karyawan saat memenuhi  kebutuhan mereka.