INFLASI
MAKALAH TEORI ORGANISASI UMUM 2
Nama : Citra Nurhanifah
NPM : 11110613
Kelas : 2KA03
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2011/2012
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang di ketahui bahwa di
Indonesia inflasi merupakan penyakit ekonomi yang
tidak bisa diabaikan, karena dapat menimbulkan
dampak yang sangat luas. Oleh karena itu inflasi sering menjadi target kebijakan pemerintah. Inflasi tinggi begitu penting
untuk diperhatikan mengingat dampaknya bagi
perekonomian yang bisa menimbulkan ketidakstabilan, pertumbuhan ekonomi yang lambat, pengangguran yang selalu meningkat.
Seperti pengangguran, inflasi juga merupakan masalah yang selalu dihadapi . Sasaran ditetapkan untuk inflasi yang diukur dengan indeks harga kosumen ( IHK ) memberi informasi tentang indeks mengenai perkembangan rata-rata perubahan harga sekelompokbarang atau jasa tetap yang pada umumnya dikonsumsi oleh rumah tangga dalam suatu kurun waktu tertentu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan ( Inflasi ) atau tingkat penurunan (deflasi) harga barang atau jasa kebutuhan rumah tangga sehari-hari dengan mengeluarkan dampak dari kenaikkan harga-harga yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan. Sehingga kita mengetahui inflasi adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi sedangkan deflasi berarti penurunan harga barang dan jasa secara umum. Hal tersebut dapat menyebabkan kelesuan dalam dunia ekonomi. Dari pengertian tersebut apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi ini.
Seperti pengangguran, inflasi juga merupakan masalah yang selalu dihadapi . Sasaran ditetapkan untuk inflasi yang diukur dengan indeks harga kosumen ( IHK ) memberi informasi tentang indeks mengenai perkembangan rata-rata perubahan harga sekelompokbarang atau jasa tetap yang pada umumnya dikonsumsi oleh rumah tangga dalam suatu kurun waktu tertentu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan ( Inflasi ) atau tingkat penurunan (deflasi) harga barang atau jasa kebutuhan rumah tangga sehari-hari dengan mengeluarkan dampak dari kenaikkan harga-harga yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan. Sehingga kita mengetahui inflasi adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi sedangkan deflasi berarti penurunan harga barang dan jasa secara umum. Hal tersebut dapat menyebabkan kelesuan dalam dunia ekonomi. Dari pengertian tersebut apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi ini.
Oleh
karena itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan
salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang
dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat
inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat
inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi
yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai
10 persen dikatakan inflasi yang tinggi. Namun demikian ada negara yang
meng-hadapai tingkat inflasi yang lebih serius atau sangat
tinggi, misalnya Indonesia pada tahun 1966 dengan tingkat inflasi 650%.
Inflasi yang sangat tinggi tersebut disebut hiper inflasi ( hyper inflation ).
Sehingga sasaran inflasi tersebut
adalah ekonomi makro,arena ekonomi makro dapat sangat mempengaruhi usaha rumah
tangga, perusahaan,dan pasar bebas.Karena seperti yang diketahui ekonomi makro
itu untuk menganalisis cara terbaik
untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi,
stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang
berkesinambungan.Untuk itu dengan menggunakan model-model makroekonomi yang
dikembangkan , menganalisis dan memproyeksikan bebepara laju pertumbuhan
ekonomi kedepannya,dengan berbagai komponen-komponennya dan komposisinya yang
didorong oleh sisi permintaan dan sisi penawaran.Dengan cara ini dapat diukur
kecenderungan terjadinya kesengajaan antara besarnya permintaan dengan
penawaran agregat ( yang diukur dengan output potensial ),atau yang sering
disebut output gap( kesenjangan output ).Besarnya output gap inilah yang
diperkirakan akan menentukan besarnya tekanan terhdap inflasi kedepannya. Selain itu IHK yang mengalami
kenaikan tertinggi dan menggunakan Time
Series untuk mendapatkan model
terbaik dan meramalkan indeks harga konsumen.
1.2 Perumusan Masalah
1.2.1
Identifikasi
Masalah
Permasalahan yang
diambil adalah
1.
Penyebab
dari inflasi tersebut mengapa sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi seluruh
negara.
2.
Faktor-faktor
terjadinya inflasi di Indonesia dan apa pengaruhnya bagi pekembangan ekonomi
Indonesia
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah
suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang. Dengan
kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya
tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan,
dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga
digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga.
Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa indeks
harga yang sering digunakan untuk mngukur inflasi antara lain :
1. Indeks biaya hidup (consumer price index)
Indeks biaya hidup mengukur biaya atau pengeluran
untuk membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan
hidup.
2. indeks harga perdagangan besar (wholesale pirce
index)
indeks
perdangangan besar meniti beratkan pada sejumlah barang pada tingkat
pedangangan besar.
3. GNP deflator
GNP deflator
adalah jenis indeks yang lain. Berbeda dengan dua indeks di atas, dalam cakupan
barangnya. GNP deflator mencakup jumlah barang dan jasa yang mencangkup dalam
perhitungan GNP, jadi lebih banyak jumlahnya bila dibanding dengan dua indeks
di atas GNP deflator diperoleh dengn membagi GNP nominal (diatas harga Berlaku)
dengan GNP rill (atas dasar harga konstans)
GNP Deflator
= GNP nominal x 100
GNP rill
2.1 Penggolongan Inflasi
Inflasi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu ;
1.
Inflasi
yang berasal dari dalam negeri
Inflasi alm negeri
terjadi akibat defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang
baru dan gagalnya bursa pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi naik.
2.
Inflasi
dari luar negeri
Inflasi yang terjadi
sebagai akibat naiknya harga barang imporIni bisa terjadi akibat biaya produksi
barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikkan tarif impor barang.
Inflasi
dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga
1. Inflasi
Tertutup ( Closed Inflation )
Jika kenaikkan harga yang terjadi hanya berkaitan
dengan satu atau dua barang tertentu.
2. Inflasi
Terbuka ( Open Inflation )
Apabila kenaikkan harga yang terjadi pada semua
barang secara umum.
3. Inflasi
yang tak terkendali ( Hiperinflasi )
Jika setiap harga-harga terus berubah dan meningkat
sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus
merosot.
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
PEMBAHASAN
Globalisasi perdagangan bebas diseluruh dunia, yang secara langsung
berpengaruh terhadap kondisi perekonomian suatu negara. Persaingan global
mendorong pemerintah lebih memperhatikan berbagai aspek, khususnya aspek
ekonomi. Era globalisasi sendiri merupakan sesuatu yang positif, dalam
pengertian sebagai proses di mana ekonomi semua negara saling berinteraksi
secara timbal balik satu sama lain, dan dengan demikian memberi peluang bagi
masing-masing Negara untuk mengembangkan dan meningkatkan ekonominya. Proses
globalisasi sendiri dapat diidentifikasikan dalam lima ciri pokok yaitu :
pertumbuhan transaksi keuangan internasional yang cepat; pertumbuhan
perdagangan yang cepat; gelombang investasi asing langsung yang mendapat
dukungan luas dari kalangan perusahaan trans-nasional; timbulnya pasar global;
penyebaran teknologi dan komunikasi yang semakin canggih.
Seperti
yang telah dikemukakan diatas proses globalisasi yang begitu cepat dengan
pertumbuhan perdagangan yang cepat maka tidak menutup kemungkinan hal tersebut
dapat memicu kenaikkan inflasi,karena pergerakkan harga yang cepat melonjak
karena arus perdagangan yang cepat. Pengaruh akan inflasi untuk semua negara
maju ataupun yang berkembang sangat lah penting untuk dianalisis dan diawasi
setiap pergerakkanknya,karena pengaruh inflasi ini membuat suatu negara dilanda
krisis berkepanjangan,sehingga kita harus mengetahui penyebabnya.
Penyebab Inflasi, dapat dibagi menjadi :
- Demand Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan permintaan
agregat yang melebihi kenaikan penawaran agregat
- Supply Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan penawaran agregat
yang melebihi permintaan agregat
- Demand Supply Inflation, yaiti inflasi yang disebabkan oleh kombinasi
antara kenaikan permintaan agregat yang kemudian diikuti oleh kenaikan
penawaran agregat,sehingga harga menjadi meningkat lebih tinggi
- Supressed Inflation atau Inflasi yang ditutup-tutupi, yaitu inflasi yang pada suatu waktu akan timbul
dan menunjukkan dirinya karena harga-harga resmi semakin tidak relevan
dalam kenyataan
Dalam hal ini, Inflasi mempunyai keuntungan dan
kerugian tersendiri yang bisa digunakan mengembangkan model-model solusi pada
saat terjadi inflasi,pemerintah atau bahkan masyarakat dapat mengatasinya,
sehingga inflasi tersebut tidak banyak berpengaruh pada perkenomian Indonesia.
Pengaruh Positif Dari Inflasi
1.
Jika Inflasi
termasuk dalam inflasi ringan makan positifnya dapat meningkatkan pendapatan
nasional dan dapat membuat gairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan
investasi semakin tinggi sebagai contoh seseorang yang bekerja di perusahaan
yang perusahaan tersebut mengandalkan untung dan rugi nya dengan adanya
inflasi.
2.
Inflasi
dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada
kenaikkan biaya produksi,hal tersebut terjadi apabila produsen akan mendorong
untuk melipatgandakn produksinya.
Pengaruh Negatif Dari Inflasi
1.
Inflasi dan Perkembangan Ekonomi
Inflasi yang
tinggi tingakatnya akan menghambat perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan
produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka
menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang
dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak
pengangguran akan terwujud.
Kenaikan
harga-harga juga menimbulkan efek buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan
harga menyebabkan barang-barang Negara itu tidak dapat bersaing di pasaran
internasional, selanjutnya ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga
produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan
barang-barang impor relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan.
Ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor yang bertambah menyebabkan ke tidak
seimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan
memburuk.
2.
Inflasi dan Kemakmuran Rakyat
Disamping
menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi Negara inflasi juga akan
menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat.
3.
Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan
tetap.
Pada umumnya
kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan
menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya
beli masyarakat juga akan menurun.Sebagai contoh : seorang pensiunan pegawai negeri
tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli
uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
4.
Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
Sebagian
kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan
tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan
keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku
5.
Memperburuk pembagian kekayaan
Telah
ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemorosotan dalam
nilai riil pandapatnya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami
penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Juga sebagian penjual/pedagang dapat
mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan
pembagian pendapatan diantara golongan berpendapatan tetap dengan
pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak
merata.
Masalah
Inflasi juga mulai masuk ke Indonesia,masalah yang sering kali menjadi alasan
untuk menaikkan harga-harga kebutuhan pokok
masyarakat Indonesia, Dalam beberapa tahun terakhir Indonesia belum dapat
menyelesaikan masalah perekonominya. Berbagai upaya telah dilakukan agar Indonesia
keluar dari krisis yang melanda sejak 1997, akibat penurunan nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika. Hal tersebut sangat mempengaruhi semua aktivitas
perekonomian seperti: terjadinya kesenjangan antara sektor moneter dengan
sektor riil yang semakin melebar, dari segi permintaan terjadi peningkatan
untuk pembelian dollar di mana cadangan devisa yang digunakan untuk memasok
permintaan tersebut sangat terbatas, adanya proyek-proyek yang sifatnya konsumtif,
waktu jatuh tempo utang swasta yang membengkak. Kondisi semacam ini semakin
memuncak hingga rupiah terperosok pada titik yang terendah.
Faktor yang menjadikan inflasi di
indonesia salah satu nya adalah
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Sebagai contoh
pada tahu 1997 laju inflasi sebesar 11,1%,diikuti pula tahun 1998 tingkat inflasi
mencapai 77,36%. Inflasi terjadi akibat peningkatan para spekulasi terhadap
nilai tukar serta melonjaknya permintaan pasar karena adanya ketidakpastian
harga.Tahun 1999 tingkat inflasi relatif terkendali sebesar 2,01%,sedangkan
pada tahun 200 tingkat inflasi melonjak kembali melebihi angka yang telah di
targetkan sebesar 9,35%.Sementara itu tahun 2001 diperkirakan laju inflasi
berada di level 4-6%,juga di tahun 2002 dan 2003 laju inflasi diperkirakan
dilevel 7-9%.
Untuk mengatasi hal tersebut pemeritah Indonesia
mengupayakan yang harus dilakukan untuk mengatasi tingkat inflasi di indonesia,
pemerintah harus mempunyai suatu kebijakan yang dapat menekan tingkat inflasi
dan menciptakan stabilitas moneter yang merupakan persoalan struktural dalam
perekonomian indonesia. Kesemuanya itu tidak mudah dan memerlukan kehati-hatian
yang mendalam. Informasi mengenai faktor utama yang menyebabkan kenaikan laju
inflasi sangat diperlukan sebelum pemerintah mengambil kebijakan yang tepat
untuk menekan laju inflasi yang berlebihan.Peranan nilai tukar dalam
perdagangan internasional, sangat mempengaruhi apakah seorang investor,
importir, pengusaha, maupun lembaga bisnis lainnya akan melakukan kegiatannya.
Sebagai upaya untuk mengetahui bagaimana suatu nilai tukar valuta asing
terbentuk, seseorang perlu memperhatikan aspek perubahan kurs, sehingga dengan
demikian dapat mengestimasi arah dari perubahan kurs yang akan datang.
Menurut yang dikemukakan diatas , bahwa semakin
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta tingginya inflasi
yang akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat cenderung meningkatkan
konsumsi impornya, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara nilai ekspor
dengan impor.
Selain Kurs rupiah,inflasi
juga berpengaruh adanya muncul pengangguran di Indonesia . tingkat inflasi dan
tingkat pengangguran dari hasil pengamatan, ternyata ada hubungan yang erat
antara inflasi dengan tingkat pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi,
maka pengangguran akan rendah. Masalah utama dan mendasar dalam ketenagakerjaan
di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat pengangguran yang
tinggi. Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga kerja baru jauh
lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat
disediakan
setiap tahunnya. Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran yang tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).
Pada tahun 1980-an, pengangguran terbuka di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat yaitu dari 1,7 persen pada tahun 1980 menjadi 3,2 persen pada tahun 1990. Pertumbuhan pengangguran di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan, yaitu meningkat dari 2,8 persen pada tahun 1980 menjadi 6,1 persen pada tahun 1990. Sebaliknya tingkat pengangguran di pedesaan menurun secara drastis yaitu dari 1,4 persen menjadi 0,1 persen.Dari sisi pendidikan, tingkat pengangguran selama periode 1980 – 1990 pada semua tingkat pendidikan memper-lihatkan kecenderungan yang meningkat. Seterusnya, tingkat angkatan kerja berpendidikan di bawah Sekolah Dasar yang menganggur paling rendah sedangkan yang berpendidikan tinggi adalah yang paling tinggi, yaitu meningkat dari 1,8 persen pada 1980 menjadi 15,9 persen pada 1990. Selanjutnya, tingkat pengangguran di kota Indonesia selama periode 1971-1980 relatifnya rendah dan memperlihatkan kecenderungan yang menurun. Menurut Manning (1984: 1-28), kadar pengangguran rendah ini disebabkan karena: (a) besarnya kemampuan sektor informal menyerap, bahkan menarik sejum-lah besar penganggur, (b) tingkat investasi pemerintah yang tinggi dalam projek pembangunan dan prasarana sosial (sekolah, klinik kesehatan dan lain-lain), dan (c) pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan adanya peluang pekerjaan baru di luar bidang usaha tani di pedesaan.
setiap tahunnya. Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran yang tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).
Pada tahun 1980-an, pengangguran terbuka di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat yaitu dari 1,7 persen pada tahun 1980 menjadi 3,2 persen pada tahun 1990. Pertumbuhan pengangguran di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan, yaitu meningkat dari 2,8 persen pada tahun 1980 menjadi 6,1 persen pada tahun 1990. Sebaliknya tingkat pengangguran di pedesaan menurun secara drastis yaitu dari 1,4 persen menjadi 0,1 persen.Dari sisi pendidikan, tingkat pengangguran selama periode 1980 – 1990 pada semua tingkat pendidikan memper-lihatkan kecenderungan yang meningkat. Seterusnya, tingkat angkatan kerja berpendidikan di bawah Sekolah Dasar yang menganggur paling rendah sedangkan yang berpendidikan tinggi adalah yang paling tinggi, yaitu meningkat dari 1,8 persen pada 1980 menjadi 15,9 persen pada 1990. Selanjutnya, tingkat pengangguran di kota Indonesia selama periode 1971-1980 relatifnya rendah dan memperlihatkan kecenderungan yang menurun. Menurut Manning (1984: 1-28), kadar pengangguran rendah ini disebabkan karena: (a) besarnya kemampuan sektor informal menyerap, bahkan menarik sejum-lah besar penganggur, (b) tingkat investasi pemerintah yang tinggi dalam projek pembangunan dan prasarana sosial (sekolah, klinik kesehatan dan lain-lain), dan (c) pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan adanya peluang pekerjaan baru di luar bidang usaha tani di pedesaan.
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Inflasi merupakan kenaikkan harga yang terus menurus
dalam kurun waktu yang lama.Inflasi ini juga termaksud dalam ancaman terbesar
dalam dunia perekonomian suatu negara,karena inflasi dalam menyebabkan krisis
yang berkepanjangan.Hal itu itu terbukti dengan ada lemahnya nilai tukar kurs uang
negara,dan inflasi juga menyebabkan banyak bermunculan pengangguran.
2. SARAN
Dalam pengambilan kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah sebaiknya harus memperhatikan dampak jangka panjang
nya dan hanrus lebih memperhatikan kenaikan atau penurunan dari inflasi
tersebut sehingga dapat mewaspadai pengaruh inflasi tersebut.
- MAKALAH%20INFLASI%20«%20Emperordeva’s%20Weblog.htm
- MAKALAH%20INFLASI%20«%20Emperordeva’s%20Weblog.htm
- http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
- http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-tentang-inflasi-dan-dampaknya.html
- http://ekonomi.kabo.biz/2011/12/efek-buruk-inflasi.html
- http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2002-tri-8800-inflasi
- http://id.berita.yahoo.com/harga-bbm-naik-pengaruh-inflasi-hanya-3-bulan-062834824.html
- http://harisahmad.blogspot.com/2011/01/pengaruh-inflasi-dan-pertumbuhan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar